Kamis, 17 Oktober 2013

ETIKA BISNIS : LION AIR

Liputan6.com, Jakarta : Lagi-lagi maskapai Lion Air terlambat melakukan penerbangan yang mengakibatkan penumpang kecewa. Kali ini, tidak tanggung-tanggung. Bukan 1 pesawat yang terlambat terbang tapi 6 pesawat serentak delay alias telat.
"Ada 6 pesawat yang terlambat terbang semalam," kata petugas Terminal 1A Bandara Soekarno-Hatta, Gurit, dalam perbincangan dengan Liputan6.com,Jumat (18/10/2013).
Pihak pengelola bandara Soekarno-Hatta, PT Angkasa Pura II tidak mengetahui rincian alasan keterlambatan penerbangan maskapai berlogo Singa Merah itu. Yang pasti, dari alasan yang diterima pihak bandara, Lion mengaku ada masalah teknis.
"Mereka hanya bilang technical reason. Itu saja," ujar Gurit lagi.
Menurut Gurit, pesawat yang terlambat semalam ada 6 penerbangan. Pesawat yang terlambat terbang memiliki tujuan yang berbeda-beda. Rata-rata jadwal terbang yang sedianya sekitar pukul 20.00 WIB tetapi, baru terbang setelah pukul 00.00 WIB.
Dari informasi yang diterima, penumpang Lion Air dengan berbagai tujuan itu mengamuk semalam. Hingga kini, pihak Lion Air belum ada yang bisa dikonfirmasi.

Tanggapan :

Dari berita diatas dapat dilihat bahwa kejadian delay yang dialami oleh maskapai Lion Air sudah sering terjadi untuk kesekian kalinya. Bahkan keterlambatan yang dialami bisa terjadi hingga berjam-jam. Hal ini jelas sangat merugikan pihak konsumen yang menggunakan jasa penerbangan Lion Air. Dalam hal ini pun pihak Lion Air mengatakan bahwa delay terjadi hanya karena ada masalah tekhnikal saja. Pihak manajemen Lion Air harus bersifat transparan dan memberikan pernyataan yang jelas atas apa yang mengakibatkan pesawat mereka sering sekali mengalami keterlambatan dan keterlambatan penerbangan tersebut jelas sangat merugikan para pengguna pesawat Lion Air. Pihak manajemen Lion Air harus segera mencari solusi dan memecahkan masalah ini agar hal keterlambatan penerbangan ini tidak terjadi terus menerus yang nantinya akan menimbulkan dampak rasa ketidakpercayaan dari calon konsumen dan mereka pun akan kehilangan konsumen.

Sumber :